Nasihat Imam Syafi'i untuk Kamu Para Pelajar

Fera Rahmatun Nazilah - Tokoh dan Ulama 11/03/2020
Photo by Muhammad Haikal Sjukri on Unsplash
Photo by Muhammad Haikal Sjukri on Unsplash

Oase.id- Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw adalah Iqra, anjuran membaca sekaligus perintah menuntut ilmu. Saking pentingnya ilmu, Rasulullah Saw bahkan menyatakan orang yang belajar termasuk berjihad di jalan Allah Swt.

Ulama besar Abu Abdillah Muhammad bin Idris atau yang masyhur dengan sapaan Imam Syafi’i pernah bersyair;

“Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru. Sesungguhnya kegagalan mempelajari ilmu disebabkan ketidaksabaran murid dalam menghadapinya.”

“Siapa yang tak pernah merasakan pahitnya belajar walau sebentar, ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.”

“Siapa yang tidak belajar di masa mudanya, bertakbirlah untuknya 4 kali karena kematiannya”

 

“Demi Allah, hakikat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Jika keduanya tidak ada maka pribadinya tidak bernilai.”

Untuk memperoleh ilmu, seorang pelajar memang harus berkorban. Baik mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, maupun harta. Meskipun demikian, orang yang tak berilmu justru akan lebih sengsara. 

Bahkan, Imam Syafi’i menganggap orang yang tak berilmu setara orang tak bernyawa. Perlu ditakbirkan 4 kali, sebuah pengkiasan untuk menunjukkan makna salat jenazah. 

Sejak kecil, Imam Syafi’i amat bersemangat menuntut ilmu, laki-laki kelahiran Palestina ini telah hafal Al-Qur’an saat berumur 7 tahun dan hafal Al-Muwattha di usianya yang ke 10.

Imam mazhab yang juga dikenal sebagai penyair ini telah belajar dari banyak guru. Dua ulama yang paling berpengaruh baginya adalah Sufyan bin Uyainah dan Imam Malik bin Anas.

Bagi Imam Syafi’i, bersabar dan hormat kepada guru adalah kunci kesuksesan. Seorang pelajar apabila melukai hati sang guru, berkah ilmunya akan tertutup dan ia hanya mendapat sedikit manfaat. 

Jangankan orang biasa, para nabi yang mulia sebagai utusan Allah saja harus bersabar dalam menuntut ilmu. Mari kita telisik bagaimana Nabi Musa As harus bersabar saat belajar kepada Nabi Khidir. 

Sebelum memulai belajar, Nabi Khidir sudah memperingatkan bahwa Nabi Musa tak akan bisa sabar menghadapinya. Namun, Nabi yang diberi mukjizat membelah lautan itu meyakinkan bahwa ia pasti mampu dan sanggup meneguk ilmu kepadanya.

Jika seorang Nabi yang dapat berbicara langsung dengan Allah saja harus bersabar dalam belajar, bagaimana dengan seorang manusia biasa?  

Seorang pelajar juga harus bersabar dalam belajar, bertahan saat memecahkan soal-soal ujian, bersabar saat harus bangun pagi demi berangkat ke sekolah, dan bersabar ketika menghadapi dosen pembimbing yang terus merevisi skripsi.

Bersabarlah, karena sabar adalah proses menuju kesuksesan.

 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i, Silsilah Al-Aimmah Al-Mushawwarah Al Imam asy-Syafii (Jilid 2) karya Thariq Suwaidan.
 


(SBH)