Menag Umumkan Inovasi Pelayanan Haji 2025: Tanazul, Murur, hingga Safari Wukuf

N Zaid - Haji 06/05/2025
Menteri Agama Nasaruddin Umar. Foto: Kemenag
Menteri Agama Nasaruddin Umar. Foto: Kemenag

Oase.id - Kementerian Agama Republik Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan haji. Beragam inovasi dilakukan demi memastikan kenyamanan, keamanan, serta kemudahan bagi jemaah haji Indonesia tahun 2025.

Dalam acara Bincang Haji 1446 H/2025 M dengan Forum Pemred yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (6/5/2025), Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyampaikan sejumlah langkah strategis yang akan diterapkan pada musim haji kali ini. 

Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah program tanazul, yakni kebijakan yang memperbolehkan jemaah yang menginap di hotel dekat lokasi lempar jumrah untuk bermalam di sana saat hari tasyrik, tanpa harus berkemah di Mina.

“Ini akan sangat membantu sekitar 37 ribu jemaah haji Indonesia, terutama yang sudah lanjut usia. Ini adalah bentuk kemudahan yang nyata,” ujar Menag.

Selain tanazul, pemerintah juga menyiapkan skema murur, yang ditujukan khusus bagi jemaah lansia dan disabilitas. Dalam skema ini, jemaah tidak diwajibkan turun dari bus saat mabit di Muzdalifah. 

“Bus akan berjalan secara perlahan, dan kerikil untuk lempar jumrah telah kami bagikan sebelumnya. Secara syar’i ini tetap memenuhi syarat mabit,” jelas Nasaruddin.

Untuk jemaah yang memiliki kendala fisik dan tidak mampu melaksanakan rangkaian ibadah secara langsung, Kemenag juga menghadirkan layanan safari wukuf. “Secara fiqih, tidak ada persoalan. Ini adalah bentuk keringanan lain yang kita berikan kepada jemaah,” tegasnya.

Tak hanya itu, pemerintah juga tengah menjajaki kemungkinan distribusi daging dam (denda) ke Indonesia. Nasaruddin mengungkapkan, hal ini bertujuan agar masyarakat di Tanah Air bisa turut merasakan manfaat dari ibadah haji. “Ini penting untuk gizi masyarakat. Belum lagi nanti akan ada kurban, jadi ini bisa berdampak ganda,” katanya.

Beberapa organisasi masyarakat (ormas) keagamaan disebut telah memberikan lampu hijau terhadap penyembelihan dam di Indonesia. Namun, Menag menyatakan bahwa hal ini masih perlu dikonsultasikan dengan lembaga fatwa seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Mesir sudah melakukannya. Bahkan Arab Saudi menyarankan agar penyembelihan dilakukan di Indonesia saja,” ungkapnya.

Untuk tahap awal, penyembelihan hewan dam bagi sekitar 4.000 petugas haji telah dipastikan akan dilakukan di Indonesia. “Ini yang bisa kita realisasikan sekarang, untuk jemaah haji kita masih dalam tahap pembicaraan lebih lanjut,” imbuh Nasaruddin.

Di akhir pertemuan, Menag mengajak media massa untuk terus menjalin kerja sama dalam menyampaikan informasi yang menenangkan dan tidak menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. “Saya mengajak media untuk bersinergi dan saling konfirmasi. Informasi yang disampaikan ke publik harus menenangkan dan tidak menimbulkan keresahan,” tuturnya.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila ada kekurangan dalam layanan terhadap awak media yang meliput pelaksanaan ibadah haji. “Semoga sinergi kita dengan media ke depan semakin kuat,” pungkasnya.


(ACF)
TAGs: Haji