Pelatihan Juleha di UIN Bandung: Membangun Profesionalisme Jelang Idul Adha

Oase.id - Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, suasana di Kampus 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung tampak berbeda. Selama tiga hari penuh, dari 26 hingga 28 Mei 2025, Gedung Laboratorium Halal menjadi pusat pembelajaran intensif bagi para calon Juru Sembelih Halal (Juleha). Sebanyak 13 peserta dari berbagai daerah di Jawa Barat berkumpul, bukan hanya untuk belajar, tetapi juga untuk mengukuhkan kompetensi mereka lewat uji sertifikasi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Halal Center UIN Bandung, Akademi Juleha, Halal Institute, dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat. Sebagai bentuk dukungan konkret, DKPP Jawa Barat menanggung seluruh pembiayaan pelatihan, termasuk fasilitas akomodasi, konsumsi, materi pelatihan, dan dua jenis sertifikat: pelatihan dan kompetensi BNSP bagi yang lulus uji.
Selama pelatihan, para peserta dibimbing langsung oleh instruktur profesional, Arif Nursihah dan Mohammad Syakurinal. Uji kompetensi disupervisi oleh dua asesor berpengalaman, Widodo Wahyudi dan Hadi Suprapto. Dengan pendampingan para ahli ini, pelatihan tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga sangat aplikatif, terutama untuk menghadapi tantangan nyata di lapangan saat penyembelihan hewan kurban berlangsung.
Tri Cahyanto, Ketua Pusat Kajian Halal UIN Bandung, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas dan jumlah tenaga Juleha bersertifikasi di wilayah Bandung Raya. “Melalui pelatihan ini, kami ingin memperkuat kapasitas teknis penyembelihan halal, agar ibadah kurban berlangsung sesuai syariat, aman, dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa keberadaan juru sembelih yang kompeten akan sangat berpengaruh pada keberhasilan distribusi dan kehalalan daging kurban, terutama dalam situasi masyarakat yang semakin peduli terhadap standar halal.
Sementara itu, Arif Nursihah selaku Direktur Akademi Juleha menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dalam memahami bahwa menyembelih hewan bukanlah tugas sembarangan. “Menyembelih itu bukan sekadar soal pisau dan darah, tetapi keterampilan khusus yang harus mengikuti standar halal dan profesional,” tegasnya.
Menurutnya, pelatihan kali ini menjadi lebih istimewa karena tak hanya diikuti oleh peserta dari Rumah Potong Hewan (RPH) yang difasilitasi oleh DKPP, tetapi juga utusan dari Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan pondok pesantren yang datang dari Jawa Barat hingga Kalimantan Timur. Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya sertifikasi Juleha kini telah meluas lintas sektor dan daerah.
Untuk mengikuti pelatihan ini, peserta diwajibkan beragama Islam, sudah baligh, dan membawa alat pelindung diri (APD) masing-masing sebagai bentuk kepatuhan terhadap prosedur keselamatan kerja.
Pelatihan ini bukan hanya sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari gerakan strategis UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam mendukung industri halal nasional. Diharapkan, dari pelatihan semacam ini, standar penyembelihan halal di Indonesia terus meningkat dan mampu bersaing secara global. Selain memperkuat sistem kehalalan nasional, pelatihan ini juga membuka peluang ekonomi yang berkah dan berkelanjutan di sektor pangan dan peternakan.(kemenag)
(ACF)