Bacaan yang Dapat Dibaca Ketika Mendengar Suara Azan

Siti Mahmudah - azan Salat Doa Sehari-hari 30/12/2021
Salat Dhuha (Photo by Talha R from Pexels)
Salat Dhuha (Photo by Talha R from Pexels)

Oase.id - Doa merupakan senjata umat muslim agar harapannya dikabulkan Allah Swt. Namun, ada waktu-waktu tertentu agar doa tersebut dikabulkan. Berdoa ketika mendengar suara azan misalnya.

Sebagaimana janji Allah Swt yang tertera dalam Al-Quran surah Ghafir ayat 60.

Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan dalam neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60)

Umat muslim disunahkan ketika mendengar suara azan berzikir dengan mengucapkan lafal yang dibacakan muazin, kecuali pada lafal Hayya ‘alal falaah, dianjurkan orang yang mendengarnya disunahkan mengucapkan:

“La haula wa laa quwwata illaa billaah.”

Artinya: “Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan kehendak Allah.”

Sedangkan, dalam kitab Ibnu Sunni dari Mu’awiyah Radiyallahu anha (RA), ia berkata: 

“Jika Rasulullah ﷺ mendengar suara azan mengucapkan Hayya ‘alal falah, beliau membaca:

“Allaahummaj ‘alnaa minal muflihiin.”

Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang beruntung.”

Kemudian pada kalimat Ash-shalaatu khairum minan nawm, disunahkan bagi orang yang mendengarnya membaca:

“Shadaqta wa bararta.”

Artinya: “Engkau telah berkata dan telah berbuat baik.”

Namun, ada juga pendapat yang mengatakan dengan mengucapkan: Shadaqa rasulullaah, ada nada pula yang mengatakan Ash-shalatu khairum minan nawm.

Selanjutnya, ketika mendengar lafal, Asyhadu anna muhammadar rasuulullah, disunahkan mengucapkan:

“Wa anaa asyhadu anna muhammadar rasuulullah, radliitu billahi rabbaa, wa bi muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama rasuulan, wa bil islaami diinaa.”

Artinya: “Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, aku rida Allah sebagai Tuhanku, Nabi Muhammad ﷺ, sebagai nabiku dan agama Islam sebagai agamaku.”

Setelah selesai menjawab kalimat azan, dianjurkan membaca bacaan salawat nabi, kemudian membaca doa:

“Allaahumma rabba haadzihid da’watit taammah, washalaatil qaaimah, aati muhammadal washiilata wal fadliilata wab’atsuhu maqaamam mahmuudaladzii wa ‘adtah.”

Artinya: “Ya Allah, Tuhan dari seruan yang sempurna, Tuhan dari salat yang didirikan ini, limpahkanlah kepada Nabi Muhammad kedudukan yang tinggi dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat-tempat terpuji sebagaimana yang Engkau janjikan.”

Adapun ketika mendengar lafal ikamah disunahkan mengucapkan: “Aqaamahallahu wa adaamahaa.”

Artinya: “Semoga Allah menegarkan dan selalu melanggengkannya.”

Usai membaca doa di atas, maka dianjurkan untuk membaca doa-doa yang diinginkan.

Beberapa hal anjuran di atas tentu saja berdasarkan riwayat Abu Sa’id al-Khudry Radiyallahu anhu (RA), ia berkata bahwa Rasul ﷺ pernah bersabda: “Jika kalian mendengar azan, maka ucapkanlah sebagaimana perkataan muazin.” (HR. Bukhari Muslim)

Begitu pun dalam riwayat Umar bin Khattab Radiyallahu ahu (RA), berkata bahwa Rasul ﷺ bersabda: 

“Jika kalian mendengar suara muazin, maka ucapkanlah seperti yang diucapkannya, kemudian bacalah salawat kepadaku, karena seorang yang membaca salawat kepadaku sekali, maka Allah akan membalasnya sepuluh kebaikan, kemudian memohonlah kepada Allah agar aku dianugerahi kedudukan yang tinggi, yaitu surga yang tidak akan dicapai kecuali oleh orang-orang yang sungguh-sungguh dalam beribadah, dan aku berharap agar aku memperolehnya, barang siapa yang memohonkan aku demikian, maka dia akan mendapat syafaatku." (HR. Imam Muslim)

Sementara, dari Umar bin Khattab Radiyallahu anhu (RA), bahwa ia bersabda:

“Jika muazin mengucapkan kalimat Allahu akbar Allahu akbar, maka seseorang dari kalian mengucapkan, Allahu akbar Allahu akbar, maka kemudian jika dia mengucapkan Asyhadu an laa ilaaha illallaah, maka mengucapkan Asyhadu an laa ilaaha illallaah, jika dia mengucapkan Asyhadu anna muhammadar rasulullah, maka mengucapkan Asyhadu anna muhammadar rasulullah, jika dia mengucapkan Hayya ‘alash shalah, maka mengucapkan Laa hawla wa laa quwwata illa billaah, jika dia mengucapkan Hayya ‘alal falah, maka mengucapkan Laa hawla walaa quwwata illaa billaah, kemudian jika dia mengucapkan Allahu akbar Allahu akbar, maka mengucapkan Allaahu akbar allaahu akbar, kemudian jika dia mengucapkan Laa ilaha illallaah, maka mengucapkan Laa ilaha illallaah  dari dalam lubuk hatinya, maka dia akan masuk surga.” (HR.Imam Muslim).

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Al-Adzkar an-Nawawiyah karya al-Imam Abi Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawaw
 


(ACF)