Islamberg, Desa Muslim yang Terpencil di Amerika Serikat

Oase.id - Di tengah hutan hening Pegunungan Catskill, sekitar 200 km atau tiga jam berkendara dari Kota New York, berdiri sebuah desa kecil terdiri dari sekitar 30–40 keluarga Muslim, mayoritas keturunan Afro‑Amerika. Disebut Islamberg (juga dikenal sebagai Holy Islamberg), desa ini didirikan oleh pengikut Sheikh Mubarik Ali Shah Gilani pada awal 1980-an. Mereka ingin menjauh dari kebisingan kota, mencari ketenangan spiritual, membesarkan anak dengan nilai Islam, dan membentuk komunitas mandiri yang religius.
Desa seluas kira‑kira 70 hektare memiliki fasilitas sendiri: masjid, minimarket, sekolah, bahkan kios musim panas. Semua warga memakai pakaian Islami—pria mengenakan kopiah, wanita berhijab. Mereka beternak, bercocok tanam, mendidik anak secara mandiri, serta bekerja sebagai tenaga profesional di luar desa, seperti medis, kontraktor, dan lain-lain.
Meskipun Islamberg lahir dari keinginan hidup tenang, rumor dan teori konspirasi online mulai menyelimuti. Sejumlah situs sayap kanan seperti Infowars menuduh desa ini sebagai kamp pelatihan teroris. Namun klaim ini telah berulangkali dibantah oleh kepolisian negara bagian, FBI, dan pihak setempat
Maj. William McEvoy dari kepolisian bahkan menyatakan bahwa penduduk Islamberg patuh hukum dan menjadi bagian masyarakat yang konstruktif.
Puncaknya pada 2015 dan 2017, beberapa orang ditangkap karena merencanakan serangan terhadap Islamberg. Termasuk Robert Doggart dari Tennessee, yang berencana membakar masjid dan sekolah di sana, dan tiga pria dari New York yang merencanakan serangan bom dan senjata. Namun rencana mereka berhasil digagalkan dan para pelaku dihukum dalam proses peradilan federal.
Komunitas Islamberg sendiri menanggapi tuduhan tersebut bukan dengan penolakan keras, melainkan dengan keterbukaan dan dialog. Mereka mempererat hubungan dengan pihak berwenang dan tetangga non-Muslim dari kota Hancock atau Deposit, saling berkunjung di hari raya, bekerja sama di klinik, dan bergabung dalam acara olahraga lokal anak-anak.
Wali kota Islamberg, Rashid Clark, dan tokohnya Hussein Adams menegaskan bahwa tujuan utama pendirian komunitas ini adalah menghadirkan lingkungan Islami yang damai dan produktif. Mereka hidup dalam ketaatan hukum, mendukung pendidikan, dan membesarkan generasi yang kuat serta beriman
(ACF)