Bagaimana Bermuamalah dengan Tentangga Non Muslim

N Zaid - Kerukunan dan Toleransi 05/10/2023
Ilustrasi. Pixabay
Ilustrasi. Pixabay

Oase.id - Tetangga mempunyai kedudukan khusus dalam Islam. Islam mendorong umat Islam untuk memperlakukan tetangga mereka dengan cara yang lembut yang mencerminkan semangat Islam yang sejati dan sejati seperti yang dicontohkan dalam aspek toleran khususnya terhadap pemeluk agama lain. Tidak ada bedanya apakah tetangganya Muslim atau non-Muslim.

‘Aishah RA, Bunda Orang Beriman, menyatakan bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah! Saya punya dua tetangga. Kepada siapa aku harus mengirimkan hadiahku?” Beliau menjawab, “Kepada orang yang pintu gerbangnya lebih dekat kepadamu.” 

Jelas dari Hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam di atas bahwa umat Islam dianjurkan untuk tidak hanya memperlakukan tetangga kita dengan baik, tetapi juga bertukar hadiah dengan mereka. Kata-kata dalam hadis tersebut tidak menunjukkan apakah yang kita tukar hadiah itu seorang muslim atau bukan. Bahkan diriwayatkan bahwa Nabi (damai dan berkah besertanya) memiliki tetangga yang sering menyakiti dan menghinanya di setiap pertemuan. 

Beberapa hari berlalu tanpa Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendapatkan bagiannya dari pelecehan yang dilakukan pria ini. Berpikir bahwa pasti ada alasan di balik ketidakhadiran pria tersebut, dia shallallahu alaihi wa sallam mengunjunginya dan menemukan dia sakit. Pria itu bertanya-tanya bagaimana Nabi bisa menghadapi perlakuan buruknya dengan perilaku yang begitu hebat. Baginya, akhlak mulia yang diajarkan Islam adalah hal yang benar-benar baru.

Jika tetanggamu beragama Islam dan saudara, maka mereka mempunyai tiga hak atasmu: hak tetangga, hak sanak saudara, dan hak seagama. Jika mereka non-Muslim dan saudara, maka mereka berhak atas dua hak: hak tetangga dan saudara. Dan jika mereka non-Muslim di luar keluarga, maka Anda berhutang hak tetangga saja kepada mereka.

Mengacu pada hal ini, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya, (Dan sembahlah Allah. Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya. (Tunjukkanlah) kebaikan kepada orang tua, dan kepada sanak saudara, dan anak-anak yatim, dan orang-orang yang membutuhkan, dan kepada tetangga sanak saudara. (kepadamu) dan tetangga yang bukan saudara dan sesama musafir…) (An-Nisaa' 4:34 ) 

Cukuplah dikatakan bahwa Nabi  shallallahu alaihi wa sallam menyatakan dalam salah satu Haditsnya bahwa Malaikat Jibril (Jibril) terus menasihatinya untuk berbuat baik terhadap tetangganya sampai-sampai Nabi membayangkan bahwa seorang tetangga dapat mewarisi dari tetangganya. Di bawah ini adalah beberapa tip tentang cara mendekati tetangga non-Muslim Anda dengan cara yang baik dan mencontohkan perilaku Islami:

1. Bersikap baik terhadap tetangga tidak hanya terbatas pada mereka yang satu gedung dengan Anda. Teman sekamarmu di asrama adalah tetanggamu; orang yang duduk di belakang Anda atau di samping Anda di dalam bus atau di halte adalah tetangga Anda; orang yang berbagi kantor dengan Anda di tempat kerja adalah tetangga Anda; orang yang menikmati udara segar di samping Anda di taman umum juga merupakan tetangga. Anda harus memperlakukan semua orang tersebut dengan baik dan bersosialisasi dengan mereka dalam lingkup yang diperbolehkan dalam syariat. 

2. Perkenalkan diri Anda dan keluarga Anda kepada tetangga Anda ketika Anda pindah ke tempat baru atau ketika tetangga baru pindah. Hal ini juga akan membantu meredakan ketakutan atau ketegangan yang mungkin mereka miliki terhadap umat Islam. Selain itu, jangan lupa untuk mengucapkan selamat tinggal saat Anda atau orang tersebut menjauh. 

3. Peduli terhadap mereka secara terus-menerus, terutama pada saat dibutuhkan dan dalam kesusahan, karena “sesama yang membutuhkan adalah sesama yang sesungguhnya.” Jika seorang tetangga sudah lanjut usia atau sakit kronis, tawarkan untuk menjalankan tugas atau berbelanja untuknya. 

4. Dalam berhubungan dengan tetangga, lebih aman berurusan dengan orang yang berjenis kelamin sama dengan Anda. Ini tidak berarti bahwa Anda harus berhenti bersosialisasi di tempat kerja atau sekolah dengan teman kerja non-Muslim atau teman sekelas lawan jenis, namun waspadalah terhadap jerat Setan. Bersosialisasi di luar jam kerja harus dilakukan dengan sesama jenis.

 5. Saat bersosialisasi dengan non-Muslim, berhati-hatilah agar tidak bersikap terlalu lunak sehingga mengorbankan keyakinan dan prinsip Anda. Misalnya, jangan pergi minum-minum bersama mereka. Mereka akan lebih menghormati Anda karena berpegang teguh pada prinsip Anda daripada melanggar aturan. 

6. Selain berbagi ide, Anda dapat berbagi makanan dengan mereka dengan mengundang mereka makan malam di akhir pekan atau menerima undangan mereka, dengan syarat Anda memberi tahu mereka tentang pantangan makanan Anda sebagai seorang Muslim. 

7. Melakukan kunjungan timbal balik agar keluarga dapat berinteraksi secara konstruktif. Jika diskusi memang beralih ke agama, fokuslah pada bidang-bidang yang memiliki kesamaan. Misalnya, jika tetangga Anda beragama Kristen, maka Anda tidak boleh berdebat sia-sia dengan mereka tentang apakah Yesus adalah inkarnasi Tuhan atau bukan. Sebaliknya, beri tahu mereka sejauh mana Islam menghormati semua Nabi dan Rasul Tuhan secara keseluruhan, dan bahwa Yesus diberi status khusus di antara para Nabi dan Rasul Tuhan.

8. Saat bersosialisasi dengan tetangga, sampaikan agamamu (Islam) dengan sebaik-baiknya. Jika Anda dihadapkan pada pertanyaan yang sulit atau adanya distorsi tentang Islam, jangan malu untuk berhenti sejenak dan katakan kepada mereka bahwa Anda akan mencoba menghubungi orang yang lebih berpengetahuan untuk meminta petunjuk mengenai masalah yang diangkat. Oleh karena itu, landasan bersama harus ditingkatkan, dan perselisihan tidak boleh dimunculkan.

9. Jika tetangga Anda menunjukkan ketertarikan pada Islam, undanglah mereka untuk menghadiri acara-acara Islami, dan bahkan menemani Anda ke masjid untuk melihat seperti apa Islam. Boleh jadi hati mereka menjadi lunak terhadap Islam, dan jika mereka tetap non-Muslim, setidaknya Anda telah berhasil mendobrak penghalang tersebut. 

10. Ingatlah selalu pahala besar yang menanti Anda di akhirat jika Anda berbuat baik kepada sesama.(islamonline)


(ACF)