Uqba bin Nafe: Sang penakluk Afrika

N Zaid - Sirah Nabawiyah 01/01/2023
Ilustrasi: Arabnews
Ilustrasi: Arabnews

Oase.id - Tak seorang pun dalam sejarah pernah menaklukkan Afrika Utara dari timur ke barat dalam waktu singkat satu dekade. Namun Uqba bin Nafe melakukannya pada paruh kedua abad pertama Hijriah. 

Jika Amr ibn Al Aas disebut penakluk Mesir, Uqba bin Nafe bisa disebut penakluk Afrika yang mencakup Aljazair, Tunisia, Libya dan Maroko saat ini hingga ke pantai Atlantik.

Uqba bin Nafe lahir di Makkah satu tahun sebelum Hijrah Nabi shalallahu alaihi wasallam. Ayahnya Nafe bin Qais Al Fahri dari Quraisy sudah memeluk Islam. Demikianlah Uqba dibesarkan di lingkungan Muslim. Dia berhubungan dekat dengan Amr ibn Al Aas melalui sisi ibunya. 

Dia menemani ayahnya Nafe selama kampanye Amr ibn Al Aas di Mesir. Setelah penaklukan Mesir, Amr mengirimnya untuk menaklukkan Barat.

Pada 50 Hijriah, Uqba, sebagai komandan pasukan Muslim, melintasi padang pasir Mesir dan mendirikan pos militer secara berkala di sepanjang rutenya, di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Tunisia. Dia mendirikan kota bernama Kairouan, sekitar 160 kilometer selatan Tunisia saat ini. Dia menggunakannya sebagai pos terdepan untuk operasi di masa depan.

Uqba berbaris ratusan mil tanpa konfrontasi besar. Setelah melintasi wilayah yang sekarang bernama Tunisia, Libya, Aljazair, dan Maroko, dia dengan penuh kemenangan mencapai tepi samudra Atlantik.

Ketika Uqba mencapai wilayah tersebut, dia memilih tempat yang strategis untuk kota perkemahannya di masa depan.

Sebagai langkah pertama Uqba meletakkan dasar sebuah masjid agung, yang menjadi pusat ulama dan lembaga Muslim pertama di benua itu. Masjid ini dikenal sebagai Masjid Uqba di Kairouan atau Masjid Agung Kairouan.

Uqba digulingkan oleh Amir Muawiya pada tahun 55 H. Dia dengan senang hati menerima perintah tersebut dan memberikan perintah tersebut kepada Abu Mahajer Dinar, yang kemudian meraih kemenangan hingga Tanja yang penguasa Berbernya, Kusaila menerima Islam. Uqba kembali ditunjuk sebagai panglima Maghreb pada tahun 62 H. Dia berbaris ke barat dan mencapai Tahert di mana pasukan Romawi yang besar menghadapi mereka. Muslim jumlahnya kecil dan jauh dari basis pasokan mereka. Tapi Uqba memberikan pidato inspiratif yang luar biasa kepada para pejuangnya yang menyemangati mereka dan mereka berjuang mati-matian untuk mengalahkan kekuatan lawan. Kemudian Uqba berbaris penuh kemenangan sampai ke Sous dan kemudian ke pantai laut. 

Dia memacu kudanya ke Samudra Atlantik dan, menurut sumber lain, mengucapkan kata-kata yang tercatat di dahi sejarah Islam bahwa “Ya Allah, jadilah Engkau saksi, bahwa saya telah membawa pesan-Mu sampai ke ujung negeri dan jika ini lautan tidak menghalangi saya, saya akan melanjutkan untuk melawan orang-orang kafir sampai tidak ada yang disembah kecuali Engkau."

Setelah kemenangan besar ini, Uqba kembali ke markasnya di Kairouan. Ketika dia mencapai Tanja, dia membubarkan pasukannya dan membawa kontingen kecil sekitar 300 pejuang bersamanya. Musuh menemukan peluang. Kepala Berber Kusaila yang telah memeluk Islam berbalik dan bergabung dengan Romawi dengan kekuatannya. Jadi pasukan musuh yang besar menyerang kontingen kecil Muslim. Uqba bin Nafe menyuruh Abu Mahajer Dinar untuk melanjutkan ke Kairouan dan mengambil alih komando. 

Uqba berkata: “Aku menginginkan syahid bagiku”. Abu Mahajer menjawab, “Saya juga menginginkan kesyahidan untuk saya”.

Mereka bertempur dengan gagah berani dan semua 300 pejuang itu mati syahid. Mereka dimakamkan di sebuah tempat yang kemudian disebut Sidi Uqba di Aljazair dan sebuah masjid dibangun di tempat itu. Keturunan Uqba masih ditemukan di kawasan yang terbentang dari kawasan Danau Chad hingga pesisir Mauritania. Suku Arab trans-Sahel dari "Kounta" menelusuri asal-usulnya ke Uqba, di Aljazair, Tunisia dan Libya. Beberapa keturunannya dikenal sebagai Ouled Sidi Ukba. Begitulah cara Uqba bin Nafe mengorbankan hidupnya demi Islam di pelosok dunia.(arabnews)


(ACF)