Pengalaman 'Amin' Setelah Alf Fatihah, di Turki dan di China

N Zaid - 25/09/2022
Ilustrasi: Unsplash
Ilustrasi: Unsplash

Oase.id - Pendiri Jawa Pos dan mantan Direktur PLN Dahlan Iskan pernah berkisah dalam sebuah tulisannya, ia pernah merasa malu ketika shalat di sebuah masjid di China. Masalahnya dia bersuara keras saat mengaminkan bacaan Al-Fatihah imam salat, sementara tak terdengar suara dari makmum lain  Walhasil,  suara keras ‘amin’ Dahlan Iskan menggema sendirian.

Di Indonesia, mahfum diketahui bahwa imam dan makmum akan bersuara keras ketika membaca ‘amin’ setelah imam selesai membaca Al-Fatihah. Tetapi di sejumlah negara lain, kebiasaanya biasa berbeda. Makmum hanya bersuara pelan saat membaca ‘amiin’ bahkan nyaris tidak terdengar.

Ini pun pengalaman Firman, seorang fotografer, saat berkunjung ke Turki. Ketika salat subuh di Masjid Agung Bursa dia melakukan apa yang dilakukan Dahlan Iskan di China. Mengeraskan suaranya ketika ‘amin’, padahal tidak ada suara makmum lain yang terdengar. 

Mengucapkan ‘amin’ setelah alfatihah adalah sunnah. Ini ada dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila Imam mengucapkan amin maka ucapkanlah amin, karena barangsiapa yang aminnya bertepatan dengan aminnya Malaikat, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu. [HR Bukhâri dan Muslim]

Imam Bukhâri rahimahullah berkata : “Ibnu Zubair mengucapkan amin dan diikuti orang-orang yang di belakangnya sehingga di masjid terdengar suara gemuruh (suara keras yang bersamaan)”

Imam Tirmidzi rahimahullah berkata : “Inilah pendapat kebanyakan para ‘Ulama dari kalangan Sahabat , Tabi’in dan orang-orang setelahnya. Mereka berpendapat, bahwa seseorang dianjurkan untuk mengeraskan suara “amin” dan tidak mengucapkannya dengan pelan. Ini merupakan pendapat Imam Syâfi’i, Ahmad dan Ishâk. [Tuhfatul Ahwâdzi 1/523]

“Apabila imam mengucapkan: غَيرِْ المَغضُوْبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ , maka ucapkanlah “Amin”, karena barangsiapa yang aminnya bertepatan dengan ucapan aminnya Malaikat, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu. [HR Muslim]

Imam Syafi’i, yang menjadi rujukan mayoritas umat Islam di Indonesia berpendapat bahwa ucapan amin dikeraskan, sebab itu di masjid-masjid di Indonesia umumnya suara amin bergemuruh oleh suara makmum.  
Di Turki yang mayoritas penganut mahzab Hanafi, yang berlaku sebaliknya. Sebab Imam Hanafi  berpendapat bahwa ucapan amin tidak dijaherkan atau tidak dikeraskan.  Itulah mengapa banyak orang Indonesia yang terkecoh saat pergi pertama kali ke Turki dan salat berjamaah. 

Disebutkan mengapa ucapan amin dilirihkan oleh mahzab Hanafi, seperti ditulis Al-Qurthubi dalam  Al-Jami' li Ahkamil Quran, hujahnya adalah ayat Al-Quran

Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas .(QS. Al--A'raf: 55).

Jika salat di negara atau tempat yang menerapkan pendapat mahzab Hanafi terkait pengucapan amin setelah Al-Fatihah bagaimana?  Hukum asal ucapan amin sendiri 


(ACF)
TAGs: