Mempelajari Tingkatan Khusyuk dalam Salat

Octri Amelia Suryani - Salat Quraish Shihab Khusyuk 25/09/2022
Salat (Photo by Tima Miroshnichenko-Pexels)
Salat (Photo by Tima Miroshnichenko-Pexels)

Oase.id - Khusyuk dalam bahasa Arab ialah al-inkhifaadh (merendah), adz-dzull (tunduk), dan as-sukuun (tenang). Dalam beribadah atau salat, khusyuk berarti ketenangan dan kepasrahan terhadap Tuhan.

Khusyuk sangat penting dalam melaksanakan salat. Akan tetapi, tidak semua orang dapat mencapai kekhusyukan tersebut. Jadi, beruntunglah orang-orang yang dapat mencapainya. Allah Swt berfirman dalam surah Al-Mu`minun ayat 1-2:

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ. الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلٰو تِهِمْ خَاشِعُوْنَ.

Artinya: Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya. (QS. Al-Mu`minūn: 1-2)

Syaikh Abdul Aziz bin Marzuq ath-Tharifi berkata tentang khusyuk dalam salat:

قَدَّمَ الْخُشُوْعَ فِي الصَّلَاةِ عَلَى الْمُحَافَظَةِ عَلَيْهَا، لِبَيَانِ أَنَّ الصَّلَاةَ بِلَا خُشُوْعٍ حِرْمَانٌ: تَسْقُطُ عَنْهُ الْوِزْرَ وَتُحَرِّمُهُ عَنْهُ الْأَجْرَ

Artinya: Khusyuk dalam salat lebih diprioritaskan dari kontinuitas pelaksanaannya tersebab salat tanpa khusyuk itu tidak mendapat apa pun; terbebas dari dosa, tidak mendapat dari pahala.

Mencapai khusyuk dalam salat tidaklah mudah. Ini dikarenakan bahwa setiap manusia memiliki ketundukan hati yang berbeda-beda terhadap Sang Pencipta. Oleh sebab itu, khusyuk ada beberapa tingkatan, seperti yang disebutkan oleh Quraish Shihab dalam channel Youtubenya bahwa tingkatan khusyuk dalam salat itu ada 5, yakni:

1. Orang yang tidak menjaga kesempurnaan wudhunya, batasan-batasan serta rukun-rukunya. Menurut Ibn Qayyim orang ini dinamai Mu'aqab, yang artinya orang ini terancam mendapat siksa karena tidak sempurna. 

2. Pada tingkatan ini rukunnya bagus, syaratnya bagus, semuanya bagus. Tetapi dia tidak berusaha menolak gangguan-gangguan setan. Di mana setan itu banyak macamnya, ada setan yang mengganggu saat wudhu, ada setan yang mengganggu saat takbir hingga membuat seseorang ragu-ragu. Tapi ia tidak menampik itu, sehingga ia terbawa. Menurut Ibn Qayyim orang ini dinamai muhasab (orang yang dimintai pertanggungjawabannya).

3. Orang yang semuanya sudah bagus, dan menjaga batasan-batasan salat, rukun-rukunnya, syaratnya, serta berusaha kuat melawan bisikan-bisikan setan. Orang ini dinamai mukaffar'anhu (orang yang diampuni kesalahannya). Sebab, orang ini sudah berjuang dan berusaha untuk mencapai khusyuk. 

4. Orang yang sudah sempurna semuanya. Ia tinggalkan semua gangguan setan, dan berusaha sekuat kemampuan untuk mengabaikan gangguan setan. Sehingga tidak ada lagi keraguan di hatinya. Orang ini dinamai mutsab (orang yang dapat pahala).

5. Orang yang sudah tenggelam dalam salatnya. Sudah tidak ada lagi ingat sesuatu selain hanya kepada Allah Swt. Ia merasa Allah hadir di hadapannya. Orang ini dinamai muqarrab (orang yang didekatkan kepada Allah).

Tingkatan terakhir ini tidak jauh berbeda dengan tingkatan keempat. Hanya saja yang membedakannya pada tingkatan terakhir ini telah sepenuhnya cinta kepada Allah. Seolah-olah ia melihat dan memandang-Nya. Sehingga penghalang antara ia dan Allah telah tiada.


(ACF)