Akhlak Mulia Rasulullah yang Wajib Kita Contoh

Siti Mahmudah - Nabi Muhammad Saw Akhlak Kisah Nabi dan Rasul 02/06/2022
Ilustrasi (Gambar oleh Yusuf Seyhan dari Pixabay)
Ilustrasi (Gambar oleh Yusuf Seyhan dari Pixabay)

Oase.id - Nabi Muhammad ﷺ ada suri tauladan bagi seluruh umat Islam. Salah satu yang wajib kita contoh adalah akhlaknya yang mulia.

Suatu ketika diceritakan dalam Shahih Bukhari, bahwa Anas Radiallahu anhu (RA) mengabdi selama 10 tahun kepada Rasulullah. Selama itu beliau tidak pernah menghardiknya. Rasulullah tidak pernah menanyakan kepadanya mengenai suatu yang dilakukannya dengan pertanyaan, “Mengapa engkau berbuat demikian”? Beliau juga tidak pernah menanyakan sesuatu (pekerjaan) yang tidak dilakukannya dengan pertanyaan, “Mengapa engkau meninggalkannya?”

At-Tirmidzi dalam kitab As-Sunan menuturkan, Rasulullah bukan seorang yang melampaui batas dan bukan pula seorang yang suka bermegah-megahan. Rasulullah bukan seorang yang suka membuat keributan di pasar-pasar, beliau sangat tidak menyukai kejahatan. Rasulullah adalah seorang pemaaf dan pemurah.

Rasul pernah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” (HR. Bukhari)

Begitu pun kepada Aisyah, beliau berkata, “Sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah orang yang ditinggalkan atau dijauhi orang lain karena takut terkena perbuatan jahatnya.” (HR. Muslim)

Rasul juga melarang setiap orang beriman untuk melaknat. Beliau berkata, “Tidak patut bagi seorang yang dipercaya menjadi orang yang suka melaknat.” (HR. Muslim)

Senada, dalam hadis riwayat Muslim, Rasul bersabda, “Orang-orang yang suka melaknat tidak akan menjadi pemberi syafaat dan (tidak akan menjadi) saksi pada hari kiamat.”

Suatu ketika, Rasul pernah diminta untuk berdoa atas orang-orang musyrik, Rasulullah pun bersabda, “Sesungguhnya aku diutus bukan untuk memberi laknat, melainkan untuk menjadi rahmat.” (HR. Muslim)

Celaan, laknat, atau doa buruk yang ditujukan kepada Rasulullah dari orang-orang yang membenci Rasul kala itu, menjadi zakat, pahala, dan rahmat bagi orang yang mencelanya. Sebab, Rasulullah telah memberikan syarat kepada Tuhannya untuk melakukan itu semua. 

Hal tersebut disebutkan dalam hadis, “Ya Allah, sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia biasa. Oleh karena itu, orang Islam mana pun yang pernah kulaknat atau kucela, jadikanlah tindakanku itu zakat dan pahala baginya.” (HR. Muslim)

Dalam hadis sahih Bukhari diceritakan pula, jika Rasul dihadapakan pada dua pilihan, beliau akan memilih yang paling mudah dan tidak mengandung dosa. Jika di dalam pilihan tersebut terdapat kandungan dosa, beliau akan menjauhkan kedua pilihan itu sekaligus.

Rasul juga tidak pernah dendam terhadap orang-orang yang melakukan berbagai hal (buruk) kepada beliau, kecuali perilaku tersebut telah memasuki larangan dan batasan Allah. Jika sampai larangan dan kehormatan Allah dilanggar, Rasulullah tak segan-segan membalas demi Allah.

Selanjutnya, Rasul tidak pernah memukul apa pun dengan tangan. Beliau tidak pernah sekali pun memukul perempuan dan pembantu, kecuali dalam rangka jihad di jalan Allah.

Tidak hanya itu, Jika dimintai sesuatu, Beliau tidak pernah mengatakan tidak. Anas RA pernah menuturkan, “Rasulullah adalah orang ang paling bagus akhlaknya. Aku memiliki seorang saudara bernama Umair. Jika Umair datang, Rasul selalu bertanya, ‘Abu Umair, apa yang dilakukan si nughair (burung pipit)?’ Saudaraku itu memiliki seekor burung pipit yang dijadikan sebagai teman bermain.

Suatu ketika, burung itu mati. Kebetulan saat itu Rasul masuk ke bilik saudaraku itu mendapatinya sedang berduka karena kematian si burung pipit kesayangannya. Semenjak itu Rasul  selalu mengucapkan pertanyaan tersebut.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Durratun Nashihin karya Umar bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir Al-Khaubawiy
 


(ACF)