Ekonomi Indonesia Berpeluang Terus Tumbuh

Medcom.id - Ekonomi Syariah 08/02/2020
Photo by Atet Dwi Pramadi from Media Indonesia
Photo by Atet Dwi Pramadi from Media Indonesia

Oase.id- Ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan masih berpotensi tumbuh dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan itu dapat dicapai bila Pemerintah berhasil mengantisipasi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi.
 
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies Pingkan Audrine Kosijungan mengatakan pemerintah perlu mewaspadai dan mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di 2020.
 
"Pertumbuhan ekonomi di 2020 berpeluang untuk meningkat. Namun pemerintah harus tetap waspada dan bergerak cepat mengatasi setiap kondisi yang berpeluang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Audrine sebagaimana dilansir dari Medcom.id, pada Sabtu, 8 Februari 2020.

Menurutnya faktor penghambat pertumbuhan tahun lalu mulai bergerak ke arah positif. Namun merebaknya virus korona menjadi kerikil dalam realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020.

 

Fenomena ini bisa menjadi salah satu penghambat karena memengaruhi neraca perdangan antara Indonesia dan Tiongkok. Apalagi negara tirai bambu itu merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dengan valuasi mencapai USD72,8 miliar di 2019.
 
“Wacana penghentian sementara impor dari Tiongkok dan adanya larangan bepergian ke beberapa kota di Tiongkok serta larangan masuk Indonesia untuk warga negara Tiongkok juga harus dipikirkan baik-baik dampaknya. Pemerintah juga penting memikirkan hubungan jangka panjang supaya bisa mengeluarkan kebijakan yang relatif aman dan menguntungkan kedua belah pihak,” jelasnya.
 
Di luar persoalan ekspor dan impor, devisa negara dari pos pariwisata juga berpotensi terancam dengan adanya pelarangan penerbangan yang diberlakukan pemerintah.
 
"Pemerintah tetap perlu mempertimbangkan konsekuensi dari kebijakan tersebut dan menyiapkan upaya antisipatif untuk efek keberlanjutan dari penerimaan negara untuk pariwisata yang masih cukup bergantung pada wisatawan asal Tiongkok," tambah dia.
 
Lebih lanjut, kondisi ekonomi Indonesia tahun lalu turut dipengaruhi oleh berbagai dinamika global. Di antaranya, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
 
Kemudian menurunnya aktivitas manufaktur antarnegara, kondisi geopolitik, dan meningkatnya ketegangan kawasan sehingga memberikan ketidakpastian pada pelaku bisnis dan investor.
 
Meski terjadi perlambatan atau penurunan pertumbuhan secara keseluruhan year-on-year (yoy), fundamental ekonomi RI masih terjaga. Hal ini tercermin dari posisi ekonomi Indonesia yang berada di peringkat kedua setelah Tiongkok di jajaran negara G-20.
 
Indonesia tumbuh 5,02 persen, Tiongkok 6,1 persen. Peringkat tersebut disusul India, Korea Selatan dan Amerika Serikat masing-masing sebesar 4,7 persen, 2,2 persen, dan 2,1 persen.


(SBH)