Doa Mengenakan Pakaian Baru di Hari Raya Idulfitri

Siti Mahmudah - Doa Sehari-hari Idulfitri 2021 12/05/2021
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay

Oase.id - Pakaian merupakan kebutuhan mendasar dan harus dipenuhi manusia (primer). Tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman, melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat. Juga, sebagai identitas diri, perlindungan tubuh, menghangatkan tubuh serta menutup aurat.

Dalam Islam, segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari telah diatur. Mulai dari makan, tidur, mandi, hingga berpakaian. Rasul menganjurkan umat Islam dan disunahkan sebelum mengenakan pakaian baru alangkah baiknya membaca doa terlebih dahulu.

Nah, jelang hari raya Idulfitri dimana hampir setiap umat Islam mengenakan pakaian baru, ada baiknya kita mengetahui doa yang bisa kita baca saat mengenakan pakaian baru. Berikut doanya:

Abu Said al-Khudri Radiyallaahu anhu (RA) ia berkata:

“Apabila mengenakan pakaian baru, Rasulullah ﷺ menyebut namanya seperti gamis, sorban atau selendang kemudian membaca doa:"

Allaahumma lakal hamdu anta kasau taniihi as’aluka khairahuu wa khairu maa shuni’a lahuu wa’auudzubika min syarrihii wa syarri maa shuni’a lahu.

Artinya: “Ya Allah, kepunyaan-aku segala puji, Engkau pakaian ini (pakaian) kepadaku. Aku memohon kepada-Mu akan kebaikannya dan kebaikan sesuatu yang dijadikan karenanya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang terjadi karenanya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan an-Nasa’i. Hadits Hasan)

Sementara Umar Radiyallaahu anhu (RA), ia berkata:

“Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Barangsiapa mengenakan pakaian baru, maka membaca:"

Alhamdulillaahil ladzii kasaani ma uwaarii bihii ‘auraati wa atajammalu bihii fi hayaatii.

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kepadaku pakaian untuk menutup auratku dan memperindah diriku selama hayatku.” (HR. Tirmidzi)
 
Demikian doa yang dapat dibaca saat hendak mengenakan pakaian baru. Semoga bermanfaat.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Al-adzkar An-Nawawi karya Syekh Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi


(ACF)