Qunut Salat Witir di Pertengahan Ramadan? Ini Dalilnya

Fera Rahmatun Nazilah - Ramadan 2020 12/05/2020
Photo by Joel Carillet from Gettyimage
Photo by Joel Carillet from Gettyimage

Oase.id- Disunahkan membaca qunut saat salat witir, berdasarkan pernyataan Hasan bin Ali Ra, cucu Rasulullah Muhammad Saw;

Nabi Muhammad Saw mengajariku kalimat untuk aku baca saat witir Allaahummah dinii fiiman hadait, wa 'aafinii fiiman tawallait, wa baarik lii fiimaa a'thait, wa qinii syarra maa qadhait, innaka taqdhii wa laa yuqdhaa 'alaik, wa innahu laa yadzillu man waalait, wa laa ya'izzu man 'aadait, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalait." (HR. Tirmidzi, kualitas hadisnya hasan menurut Imam Tirmidzi).

Imam Tirmidzi sebagaimana tercantum dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Sunan At-Tirmidzi mengemukakan, para ulama berbeda pendapat mengenai qunut saat witir. Menurut Abdullah bin Mas’ud Ra, qunut witir dibaca sebelum ruku, di sepanjang tahun. 

Baca: Ini Ciri-ciri Turunnya Lailatul Qadar

 

Artinya, jika mengacu pendapat pertama ini, qunut dibaca setiap witir, bukan hanya pada bulan Ramadan saja.

Pendapat ini kemudian diikuti Imam Sufyan Ats-Tsauri, Imam Ibnul Mubarak, Imam Ishak, juga Imam Hanafi.

Mereka bersandar pada hadis dari Ubai bin Ka’ab, “Sesungguhnya Rasulullah Saw melaksanakan salat witir dan qunut sebelum ruku." (HR. Ibnu Majah)

Kelompok kedua menyatakan qunut witir hanya dibaca pada pertengahan akhir Ramadan dan dilakukan setelah ruku.

 

Argumen ini muncul berdasarkan riwayat Ali bin Abi Thalib, bahwasanya Nabi Muhammad Saw tidak membaca qunut witir kecuali di pertengahan akhir Ramadan. Qunut tersebut dibaca setelah ruku. 

Muhammad Abdurrahman bin Abdirrahman Al-Mubarakfuri menjelaskan, Ali bin Abi Thalib hanya membaca qunut pada pertengahan akhir Ramadan, begitu pula Ibnu Umar dan Hasan bin Ali.

Pendapat kedua ini kemudian diikuti oleh Imam Syafi’i dan Imam Ahmad.

Imam Syafi’i juga menyandarkan pendapatnya pada hadis dari jalur Hasan:

“Bahwasanya Umar bin Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar salat tarawih bersama (dengan imam) Ubay bin Ka’ab, maka ia salat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan ia tidak melakukan qunut bersama mereka kecuali pada setengah bulan terakhir. Dan apabila sudah masuk hari kesepuluh terakhir ia mengundurkan diri dan melakukan salat di rumahnya, hingga orang-orang mengatakan bahwa Ubai telah kabur.” (HR. Abu Daud)

As-Sayyid As-Sabiq dalam Fiqh As-Sunnah mengatakan, qunut witir boleh dibaca sebelum atau sesudah ruku. 

Baca: Apa dan Kapan Lailatul Qadar Turun? Ini Penjelasannya

 

Hal itu, didasarkan riwayat Humaid, “Aku bertanya kepada Anas Ra tentang qunut, apakah dilaksanakan sebelum ruku atau sesudahnya?” Ia kemudian menjawab 'Kami pernah melakukan sebelum atau sesudahnya.”

Lebih lanjut As-Sayyid As-Sabiq menjelaskan, apabila qunut dibaca sebelum ruku, maka bertakbirlah setelah membaca surat, kemudian usai melafalkan qunut, bertakbir lagi untuk ruku.

Sebagian ulama menganjurkan mengangkat tangan (seperti berdoa) saat qunut. 

Lalu apakah perlu mengusap wajah setelah selesai membaca qunut? Menurut Imam Al-Baihaqi, sebaiknya tidak perlu mengusap wajah, para ulama salaf saat membaca qunut hanya mengangkat tangan saja tanpa mengusap wajah.

 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Sunan At-Tirmidzi karya Al-Imam Al-Hafidz Abi Al-Ula Muhammad Abdurrahman bin Abdirrahman Al-Mubarakfuri, dan Fiqh As-Sunnah karya As-Sayyid As-Sabiq.


(SBH)
TAGs: Ramadan 2020