Hindari Kerumunan, Grebeg Syawal Ditiadakan

Medcom.id - Tradisi dan Budaya 19/05/2020
Photo by ANT/Andreas Fitri Atmoko
Photo by ANT/Andreas Fitri Atmoko

Oase.id- Kraton Yogyakarta meniadakan Grebeg Syawal yang sedianya berlangsung pada Minggu, 24 Mei atau 1 Syawal Wawu 1953/1441 H. Selain itu, prosesi Numplak Wajik yang digelar tiga hari sebelum Grebeg Syawal pun ditiadakan.

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono, mengatakan peniadaan Grebeg Syawal merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran virus korona (covid-19). Terlebih, Grebeg Syawal dapat mengundang kerumunan massa.

 

"Hal tersebut merupakan bentuk kepekaan Keraton Yogyakarta dalam menaati imbauan dari pemerintah pusat," kata Condrokirono, melansir Medcom.id, Selasa, 19 Mei 2020.

Selain meniadakan Grebek Syawal, Condrokirono menyampaikan, sejumlah kegiatan seni di lingkungan keraton juga diliburkan. Pihaknya pun telah melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan keraton dan menyediakan alat perlindungan diri (APD) bagi para abdi dalem.

"Seperti halnya pementasan regular di Bangsal Srimanganti," ujarnya.

Namun, kata dia, proses pembelajaran budaya mengenai Keraton Yogyakarta tidak berhenti. Dia mengaku kini Keraton Yogyakarta justu giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan Youtube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti.

Penghageng Tepas Tandha Yekti, GKR Hayu, mengatakan sejak akhir Maret 2020 hingga Mei 2020, media sosial dan Youtube Kraton Jogja telah menyajikan beragam konten budaya. Misalnya, lomba tari daring Beksan Nir Corona, tutorial tayungan, dan tutorial macapat.

"Selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat sembari tetap berada di rumah," ungkap GKR Hayu.


(FER)