300 Peneliti UGM Berkolaborasi Tangani Covid-19

Medcom.id - Pendidikan 09/07/2020
Photo by UGM/Humas
Photo by UGM/Humas

Oase.id- Sekitar 300 peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melakukan kalaborasi untuk mendukung upaya penanganan dampak covid-19. Peneliti dari berbagai multidisiplin ilmu itu melakukan penelitian lintas bidang.

"(Peneliti) bukan hanya dari kedokteran dan farmasi saja, mereka juga berasal (fakultas) teknik, agro serta dari sosial humaniora," kata Rektor UGM, Panut Mulyono saat dihubungi, Kamis, 9 Juli 2020.

Panut menjelaskan, ada empat bidang fokus penelitian yang dilakukan. Meliputi vaksin, obat-obatan, peralatan kesehatan, dan pemulihan ekonomi.

 

Menurut dia, penelitian disokong sejumlah lembaga. Selain internal UGM, juga dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP ) Kementerian Keuangan.

"Para peneliti masih terus berinovasi membantu penanganan maupun pascapandemi covid-19," ujarnya.

Sejauh ini, UGM dalam tahap uji coba ventilator ICU dan ventilator non-ICU. Dua jenis alat itu direncanakan produksi massal bulan depan. Selain itu, ada alat rapid test yang harganya lebih rendah dan tingkat akurasi lebih baik.

Panut mengatakan, alat rapid test yang dikembangkan UGM bersama Universitas Airlangga, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam tahap uji validasi di sejumlah rumah sakit di Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Adapun penelitian vaksin masih terkendala fasilitas laboratorium yang harus memenuhi prinsip biosafety dan biosecurity.

"Untuk bekerja cepat, kita difasilitas laboratorium yang belum terpenuhi karena ada syarat minimal biosafety level (BSL) 2+," ungkap Panut.

Direktur Penelitian UGM, Mustofa mengatakan, ratusan peneliti terus bekeeja sesuai perencanaan dalam proposal. Ia menyebut ada 108 proposal penelitian yang mendapat persetujuan kementerian. Dalam satu penelitian dikerjakan hingga tiga peneliti.

"Jumlah dana penelitian keseluruhan Rp23 miliar. Pembiayaan ini untuk satu tahun anggaran. Karena penelitian obat-obatan tidak cukup hanya satu tahun selesai, tahun berikutnya kami mengajukan lagi," ujarnya.


(FER)
TAGs: Pendidikan