Kemenag: 14 Orang Jemaah Indonesia Wafat saat Puncak Haji

N Zaid - Haji 12/07/2022
Ilustrasi: Kemenag
Ilustrasi: Kemenag

Oase.id - Rangkaian ibadah haji sudah di penghujung. Selama fase puncak haji, tercatat 14 orang meninggal dunia. Dengan itu, total jumlaah anggota jemaah yang meninggal sejak awal operasional haji 4 Juni hingga 11 Juli 41 orang jemaah haji wafat. 

Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Arafah, Muzdalif, dan Mina (Armuzna) Nasrullah Jasam mengatakan, selama fase puncak haji, sejak 8 Zulhijjah 1443 H atau 7 Juli 2022, ada 14 jemaah yang wafat, baik di Makkah, Arafah, maupun Mina.

“Data siskohat mencatat sejak awal fase Armuzna sampai hari ini, ada 14 jemaah yang wafat. Total jemaah haji Indonesia yang wafat sejak awal keberangkatan pada 4 Juni 2022 hingga hari ini berjumlah 41 orang,” ” terang Nasrullah di Makkah, seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, Senin (11/7/2022).

Nasrullah mengatakan 14 jemaah yang wafat terdiri atas satu jemaah wafat di KKHI Arafah, enam jemaah wafat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dan tujuh jemaah wafat di KKHI Mina.

Dibanding beberapa tahun sebelumnya, dalam pelaksanaan haji hingga hari ke-40 operasional tahun ini, jumlah peserta haji yang wafat jauh berkurang.

Data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), mencatat pada hari ke-40 operasional haji pada (2015) tercatat 397 yang wafat. Pada 2016 terdapat 180 orang wafat. Selanjutnya pada 2017, sebanyak 327, pada 2018 sebanyak 177 dan pada 2019 tercatat 169 yang wafat. 

Jemaah segera pulang, penjemput diminta taati protokol kesehatan 

Kemenag mengungkapkan bahwa rombongan jemaah haji  akan mulai mendarat di Indonesia pada 15 Juli 2022. Romobongan pertama yang tiba di Tanah Air itu terdiri dari embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Jakarta-Bekasi (JKS), Padang (PDG), dan Solo (SOC). 

Kedatangan jemaah haji tentu ditunggu-tunggu oleh para saudara dan kerabat di Tanah Air. Plh. Dir. Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag RI, Susari mengatakan, keluarga atau kerabat jemaah haji boleh melakukan penjemputan. Tetapi ia menegaskan para penjemput untuk mematuhi protokol kesehatan secara ketat sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. 

Saat berbicara dalam program FMB9 yang disiarkan dari Kantor Kemenkominfo RI, Jakarta, Susari memaparkan dua titik yang perlu diwaspadai terkait penyebaran Covid-19 yang mungkin terjadi saat jemaah haji pulang ke Tanah Air. 

"Pertama, saat penjemputan jemaah haji oleh keluarga atau kerabat. Sudah menjadi tradisi bahwa yang menjemput seorang jemaah haji tidak hanya satu orang, bisa dua, tiga, empat, bahkan lebih. Andai kata satu orang dijemput oleh 2-3 mobil, satu mobil berisi 4-5 orang, bisa dilihat berapa orang yang akan berkerumun di situ," jelas Susari, di Jakarta, Senin (11/7/2022).

Setelah itu, lanjutnya nanti ketika jemaah tiba di rumah masing-masing. Biasanya akan ada kerabat dan saudara yang datang sehingga terjadi lagi interaksi.

"Ini harus kita lakukan sosialisasi dan edukasi kepada mereka supaya tetap mematuhi protokol kesehatan," lanjutnya.

Susari juga menegaskan, apabila ditemukan gejala Covid-19 pada jemaah haji, maka keluarga yang bersangkutan dianjurkan untuk tidak mengunjungi dahulu jemaah haji tersebut.

Plt. Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Yudhi Pramono mengatakan bahwa Kemenkes sudah menyiapkan posko kesehatan di setiap bandara kepulangan jemaah haji Indonesia. Kemenkes juga sudah menyiapkan ambulan dan rumah sakit bila ditemukan jemaah haji dalam keadaan darurat kesehatan. 

"Kemudian di asrama haji, kami juga siapkan tim untuk memeriksa jemaah haji yang baru datang. Jadi mereka akan melakukan screening secara menyeluruh," terang Yudhi.

"Apabila ditemukan gejala-gejala Covid-19 maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yakni antigen atau PCR. Apabila ditemukan reaksi ringan maka akan dilakukan isolasi oleh satgas covid daerah. Apabila ditemukan reaksi berat maka akan dilarikan ke rumah sakit yang telah ditetapkan," lanjutnya.

Yudhi melanjutkan, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan di asrama haji embarkasi kepulangan, jemaah haji akan diberikan kartu kewaspadaan kesehatan yang berisi data-data mengenai kesehatan jemaah. "Kartu ini dapat dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas atau rujukan ke rumah sakit," tutupnya.


(ACF)
TAGs: Haji