Syakban Bulan Selawat, Ini Keutamaan dan Cara Membacanya

Fera Rahmatun Nazilah - Hadis Hari Ini 08/04/2020
Photo by  Isa Özdere / EyeEm from Gettyimage
Photo by Isa Özdere / EyeEm from Gettyimage

Oase.id- Syakban adalah bulan selawat. Disebut demikian lantaran Allah memerintahkan semua manusia agar memberikan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad Saw. Allah Swt berfirman;

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

 

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab: 56)

Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki dalam Maadza fii Sya’ban mengutip perkataan Imam Ibnu Hajar menyatakan bahwa perintah salawat kepada Nabi Saw (QS. Al-Ahzab: 56) diturunkan pada tahun 2 H, ada pula yang mengatakan di malam Isra Mikraj. 

Ibnu Katsir menjelaskan, maksud dari ayat ini adalah Allah Swt menyatakan ketinggian derajat hamba-Nya di sisi-Nya. 

Selawat adalah ibadah yang ringan namun amat dianjurkan. Bahkan Allah Swt dan Malaikat-Nya juga berselawat kepada Nabi Muhammad Saw.

Baca: Keutamaan Malam Nisfu Syakban dan Hukum Mengamalkan Hadis Dhaif

 

Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah mengutip pendapat Imam Tirmidzi menuliskan bahwa selawat Allah kepada Rasulullah Saw adalah rahmat dan selawat malaikat untuk Nabi Muhammad adalah permohonan ampunan. 

Demikian pula Imam Nawawi Al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid menerangkan, selawat Allah Saw untuk Nabi Muhammad adalah rahmat, sedangkan selawat malaikat merupakan doa. Ayat ini lah yang menjadi landasan Imam Syafi’i mengenai kewajiban berselawat kepada Nabi Muhammad di tasyahud salat. 

 

Keutamaan

Selawat adalah ibadah yang mulia, Nabi Muhammad Saw akan memberikan syafaat di akhirat kelak kepada umatnya yang berselawat.

Rasulullah Saw bersabda:

"Orang yang paling dekat denganku pada hari Kiamat adalah yang paling banyak berselawat kepadaku." (HR. Tirmidzi)

 

Abu Isa (Imam Tirmidzi) berkata, derajat hadis ini hasan. Adapun maksud yang paling dekat yakni orang yang paling berhak mendapatkan syafaat Nabi Muhammad.

Selain itu Allah Swt juga akan memberikan rahmat sepuluh kali lipat kepada hambanya yang berselawat kepada Nabi-Nya

Rasulullah Saw bersabda, "Apabila kalian mendengar muazin maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin tersebut, kemudian berselawatlah untukku. Karena seseorang yang berelawat untukku dengan satu selawat, niscaya Allah akan berselawat atasnya sepuluh kali. Mohonlah kepada Allah wasilah untukku, karena wasilah adalah kedudukan yang tinggi di surga, tidaklah layak tempat tersebut kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap aku hamba tersebut. Dan barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka syafaat berhak untuknya." (HR. Muslim)

Baca: Doa agar Tetap Diberi Kelancaran Rezeki di Tengah Ekonomi yang Serba Sulit

 

Cara berselawat 

Sekali waktu, Rasulullah Saw mendatangi kaum Muslimin yang sedang berada di majlis Sa'd bin Ubadah.

Kemudian salah satu sahabat, Basyir bin Sa'ad bertanya kepada Nabi Saw,“Allah memerintahkan kami untuk mengucapkan selawat atasmu wahai Rasulullah, lalu bagaimana cara kami berselawat atasmu?

Mendengar jawaban itu, Rasulullah Saw kemudian diam. Para sahabat merasa tidak enak hati hingga mereka berangan-angan, andai saja Basyir tidak menanyakannya kepada beliau. 

Kemudian Rasulullah Saw bersabda, "Katakanlah, 'Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shallaita 'alaa aali ibraahiima wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarakta 'alaa aali ibraahiima fil 'aalamiina innaka hamiidun majiid." 

"Ya Allah, berilah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberi shalawat atas keluarga Ibrahim, dan berilah berkah atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberi berkah kepada keluarga Ibrahim di dunia. Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia" (HR. Muslim)

Selain berselawat dengan lafaz di atas, kita juga bisa berselawat dengan lafaz yang lebih pendek:

اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ 

Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallim

 

Sumber: Disarikan dari hadis dalam Sunan Tirmidzi, serta keterangan dalam Maadza fii Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Makki Al-Hasani, Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, Tafsir Al-Munir atau dikenal dengan Marah Labid karya Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi.
 


(SBH)