Kisah Keberanian Rasulullah saat Perang

Al-quran (Gambar oleh Pexels dari Pixabay)
Al-quran (Gambar oleh Pexels dari Pixabay)

Oase.id - Nabi Muhammad ﷺ dikenal dengan keteladanannya yang patut dicontoh. Salah satunya adalah memiliki sikap berani dalam perang. Lantas bagaimana keberanian Rasulullah kala itu?

Ibnu Katsir dalam kitabnya, Bidayah Wa An-Nihayah menjelaskan terkait keberanian Rasulullah ﷺ.

Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisa 84:

Artinya: "Maka berperanglah engkau (Muhammad) di jalan Allah, engkau tidaklah dibebani melainkan atas dirimu sendiri. Kobarkanlah (semangat) orang-orang beriman (untuk berperang)..." (QS. An-Nisa:84)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ diperintahkan untuk tidak lari (berani) dari kaum musyrik.

Sementara, dalam Sirah Nabawiyah, Anas Ibn Malik Radiyallahu anhu (RA) menuturkan, "Rasulullah adalah orang yang paling baik dan pemberani. Suata ketika, pada malam hari penduduk Madinah dihebohkan oleh sesuatu."

"Orang-orang berlarian ke arah sumber keributan lalu mereka bertemu Rasulullah dari arah suara datang. Tampaknya beliau sudah terlebih dahulu datang ke arah sumber kegaduhan. Rasulullah mengendarai kuda milik Abu Thalhah tanpa pelana."

Beliau berseru, "Jangan panik, jangan panik! Tidak apa-apa, hanya seekor kuda yang terlepas."

Penutur hadis juga mengatakan, sebelum malam itu kuda tersebut tidak mau berlari. 

Ali Radiyallahu anhu (RA) berkata, "Ketika terdesak suatu perang Badar, kami mencari perlindungan di belakang Rasulullah. Beliau adalah orang paling pemberani yang pernah kulihat."

"Tidak ada seorang pun yang berada paling dekat dengan pasukan musyrikin. Tidak ada seorang pun yang berada paling dekat dengan pasukan musyrikin selain Rasulullah."

Dalam riwayat kedua dari Ali RA, "Anda telah melihat kami pada perang Badar, kami semua berlindung di belakang Rasulullah. Beliaulah orang yang paling dekat jaraknya dengan musuh, orang yang paling pemberani dan paling tegar." 

Sikap keberanian dan keteguhan yang dimiliki Rasul tidak hanya saat perang Badar, melainkan  saat perang Hunain dan ketika menguji ketabahan kaum Muslimin.

Saat perang Hunain, pasukan musuh Islam berjumlah 12 ribu sedangkan di sekitar Nabi ﷺ hanya ada sekitar seratus sahabat. Dalam kondisi demikian, Nabi ﷺ tetap berlari menerjang musuh. 


(ACF)