Kisah Nabi Luth AS dan Kaum Sodom yang Dilaknat Allah SWT

Phooby Kamaratih - Ramadhan 2021 23/04/2021
Photo by Abdulmeilk Aldawsari from Pexels
Photo by Abdulmeilk Aldawsari from Pexels

Oase.id – Nabi Luth merupakan keponakan dari Nabi Ibrahim AS. Ia adalah putra dari Hasan bin Tareh, saudara kandung Nabi Ibrahim. Semasa hidupnya, Nabi Luth menikah dengan wanita bernama Wali’ah dan dikaruniai dua orang puteri.

Awalnya, Nabi Luth dan Nabi Ibrahim menetap di Mesir, sampai pada akhirnya Nabi Luth memutuskan hijrah ke daerah Sodom di Yordania. Disinilah kemudian kisah kenabian Luth berawal.

Ia diutus Allah SWT untuk membimbing masyarakat Sodom ke jalan yang benar. Orang-orang di Sodom berhati keras dan memiliki penyimpangan akidah dan perilaku. Masyarakatnya memiliki tingkat moral yang rendah, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab.

Kemaksiatan dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup. Maksiat yang paling sering dilakukan dan menjadi ciri khas gaya hidup kaum Sodom adalah perbuatan homoseksual.

Seperti pada QS. Al-'Ankabut Ayat 28  :

لُوۡطًا اِذۡ قَالَ لِقَوۡمِهٖۤ اِنَّكُمۡ لَـتَاۡتُوۡنَ الۡفَاحِشَةَ مَا سَبَـقَكُمۡ بِهَا مِنۡ اَحَدٍ مِّنَ الۡعٰلَمِيۡنَ‏

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya, "Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu.

Selama berdakwah di Sadum, Nabi Luth selalu menyerukan kepada masyarakat agar meninggalkan adat kebiasaan yang bertentang dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam penciptaan manusia menjadi dua jenis yaitu lelaki dan perempuan.

Selain itu juga, Nabi Luth memberikan nasihat untuk selalu menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perompkan dan mencuri. Dijelaskan bahwa perbuatan semua itu akan menimbulkan kekacauan dan ketidaknyaman dalam hidupnya.

Demikian Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya. Luth tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara perorangan mengajak mereka untuk beriman dan menyembah kepada Allah lalu melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Namun, usahanya selalu berakhir sia-sia.

Kedatangan Malaikat dan Azab Allah SWT 

Sampai pada akhirnya, Allah mengirimkan dua malaikat yang menyamar sebagai manusia remaja dengan paras tampan, untuk bertamu ke rumah Nabi Luth. Sebelum itu, kedua malaikat itu sempat menemui Nabi Ibrahim untuk memberitahu bahwa mereka diutus Allah untuk menjatuhkan azab pada masyarakat Sodom. 

Mendengar hal ini, Nabil Luth kemudian cemas. Ia takut  tamu-tamunya yang berparas tampan ini akan diganggu oleh masyarakat Sodom yang suka terhadap sesama jenis.

Nabi Luth kemudian menjemput tamunya itu pada malam hari dan meminta istri dan putri-putrinya untuk merahasiakan hal ini. Sayang, istri Nabi Luth justru membocorkan hal ini, sehingga rumah Nabi Luth yang ditutup rapat didatangi gerombolan masyarakat Sodom untuk memuaskan nafsu seksualnya.

Saking banyaknya orang yang memaksa untuk masuk, Nabi Luth akhirnya tak kuasa menahan diri dan memberitahukan soal sikap kaumnya yang menyimpang kepada tamunya tersebut.

Pada QS. Asy-Syu’ara’ Ayat 168 :

قَالَ اِنِّىۡ لِعَمَلِكُمۡ مِّنَ الۡقَالِيۡنَؕ‏

Artinya: "Dia (Luth) berkata, "Aku sungguh benci kepada perbuatanmu."

Dua tamu tersebut pun kemudian membuka identitasnya dan mengakui bahwa mereka adalah malaikat utusan Allah SWT. Mereka pun meminta Nabil Luth untuk membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

Seketika itu, rumah Nabi Luth menjadi gelap gulita. Masyarakat Sodom yang berdesakan masuk pun tidak bisa melihat apa-apa. Mereka buta. Di tengah kekalutan masyarakat Sodom yang tidak bisa melihat keadaan sekitar, malaikat itu mengatakan bahwa Allah SWT akan mengirimkan azab kepada kaum Sodom.

Untuk itu, mereka meminta Nabi Luth beserta istri dan kedua putrinya untuk segera pergi meninggalkan perkampungan Sodom. Satu lagi pesan dari malaikat itu adalah, Nabi Luth beserta keluarganya tidak boleh menoleh ke belakang saat pergi meninggalkan Sodom.

Nabi Luth bersama keluarga keluar dari rumah lewat tengah malam, mereka berjalan cepat untuk meninggalkan Sodom tanpa menoleh ke belakang sesuai dengan pesan dari para malaikat. Sayang, isteri Nabi Luth yang berjalan tidak secepat suaminya, tidak mengikuti anjuran malaikat. Ia justru menoleh ke belakang lantaran ingin mengetahui apa yang akan menimpa kaumnya.

Sesaat setelah langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sodom, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sodom, tidak terkecuali istri Nabi Luth. Gempa dahsyat disertai hujan batu itu kemudian membinasakan masyarakat Sadum, beserta istri Nabi Luth yang munafik.

Seperti pada Qs Asy-Syu’ara’ ayat 170 – 171 :

فَنَجَّيۡنٰهُ وَ اَهۡلَهٗۤ اَجۡمَعِيۡنَۙ‏  اِلَّا عَجُوۡزًا فِى الۡغٰبِرِيۡنَ​ۚ‏

Artinya: "Lalu Kami selamatkan dia bersama keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal."

Demikian kisah masyakat Sadum yang akhirnya mendapat azab Allah SWT karena menolak mengikuti ajaran-NYA. Dari kisah ini, kita juga bisa belajar tentang keberanian Nabi Luth dalam menyampaikan hal yang benar.


(ACF)