Mematuhi Protokol Kesehatan Berarti Menjalankan Anjuran Syariat Islam

Fera Rahmatun Nazilah - Corona (Covid-19) 04/08/2020
Photo by Manuel Darío Fuentes Hernández from Pixabay
Photo by Manuel Darío Fuentes Hernández from Pixabay

Oase.id- Masyarakat di seluruh dunia masih berjibaku menangani pandemi Covid-19. Bahkan, beberapa negara sudah bersiap menghadapi gelombang kedua virus korona baru ini.

Demi menekan resesi, beberapa sektor ekonomi dan sosial akhirnya dibuka. Namun sayang, di masa normal baru ini, banyak orang yang justru mengabaikan protokol kesehatan. Sehingga laju penyebaran virus korona tak juga menurun.

Sejatinya, menerapkan protokol kesehatan bukan hanya karena anjuran pemerintah semata, melainkan juga untuk kebaikan diri sendiri.

Tak hanya itu, menjalankan protokol kesehatan juga ternyata sejalan dengan syariat Islam.

Baca: 5 Sikap Nabi Menghadapi Wabah dan Penderita Penyakit Menular

 

Lebih baik mencegah dari pada mengobati

Al-wiqaayatu khairun minal ‘ilaj, mencegah lebih baik daripada mengobati, demikian pepatah Arab berkata. 

Menerapkan protokol kesehatan bertujuan untuk menekan penularan atau risiko terpapar virus Covid-19. Pasalnya, yang membahayakan dari pandemi ini adalah penyebarannya yang sangat mudah dan cepat. Terlebih vaksin yang manjur juga belum ditemukan.

Pakar Tafsir Indonesia KH M Quraish Shihab dalam Corona Ujian Tuhan: Sikap Muslim Menghadapinya (2020) menyatakan, Islam memang memerintahkan umatnya berserah diri (tawakal) kepada Allah, tetapi perintah bertawakal selalu didahului anjuran berusaha, misalnya dalam QS. Al-Maidah: 23, Al-Anfal: 61, dan Hud: 123.

Dengan menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak, tandanya kita berikhtiar sebelum bertawakal. 

 

Larangan membahayakan diri sendiri maupun orang lain

Di tengah penyebaran Covid-19 yang semakin luas, sejumlah orang justru meragukan keberadaan virus ini, bahkan, ada juga yang menganggap pandemi ini hanya konspirasi belaka. 

Protokol kesehatan diabaikan, ada pula yang menantang dan sengaja ingin tertular. Padahal, sudah banyak sekali orang-orang yang dirawat bahkan meninggal dunia karena pandemi ini. 

Saat ini, menjaga diri agar tidak tertular adalah jalan terbaik. Jangan sampai kita membawa mudarat untuk diri sendiri dan menimbulkan mudarat bagi orang lain.

Rasulullah Saw bersabda:

"Tidak boleh berbuat mudarat dan hal yang menimbulkan mudarat" (HR Ibnu Majah)

Seseorang yang tertular karena kecerobohannya, tandanya ia telah membawa dirinya kepada kemudaratan. Tak berhenti di situ, ia juga berpotensi menimbulkan mudarat bagi orang lain, seperti menularkan virus kepada orang-orang terdekatnya dan menambah beban tenaga medis.

Baca: Umar bin Khattab: Wabah Adalah Takdir, dan Menghindarinya Juga Takdir

 

Menjaga kebersihan

Islam adalah agama yang sangat mengutamakan kebersihan. Buktinya, beberapa ritual ibadah harus dilakukan dalam keadaan suci, baik suci dari hadas besar maupun hadas kecil. 

Nabi Muhammad Saw juga mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga kebersihan. Rasulullah Saw sendiri merupakan pribadi yang gemar bersiwak, berwudu, dan mencuci tangan.

Dari Aisyah Ra, dia berkata; "Apabila Rasulullah Saw ingin tidur dan beliau sedang junub, maka beliau berwudu, dan bila ingin makan atau minum beliau mencuci kedua tangannya, kemudian makan atau minum." (HR. Nasai)

Baca juga: Doa Sabar Menghadapi Pendapat Ngeyel Korona Hanya Sebuah Konspirasi

 

Rasulullah Saw juga bersabda:

"Apabila salah seorang di antara kalian bangun tidur, hendaknya ia menuangkan (air) ke atas tangannya tiga kali sebelum memasukkan (tangannya) ke dalam bejana, karena dia tidak mengetahui di mana tangannya berada (saat tidur).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menyatakan, anjuran mencuci tangan ini tidak terbatas saat bangun tidur saja, melainkan kapan pun saat ragu apakah ada najis yang menempel di tangan atau tidak.

 

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Shahih Muslim bi Syarhi An-Nawawi karya Mahyuddin Abi Zakariyya bin Syaraf An-Nawawi, serta buku Corona Ujian Tuhan: Sikap Muslim Menghadapinya (2020) karya KH M. Quraish Shihab 


(SBH)